TUNJUNGAN, portalbloracom - Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan anak di Kabupaten Blora, khususnya dalam pencegahan stunting, Poltekkes Kemenkes Semarang melalui Program Studi Keperawatan Blora telah melaksanakannya secara langsung kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema 'Deteksi Dini dengan Aplikasi Sitekstagi dan Pemeriksaan Antropometri serta Stimulasi Pencegahan Stunting dengan Senam Bayi dan Pijat Bayi' di Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, Jumat 13 Desember 2024.
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakat, khususnya stunting pada anak usia dini.
Latar Belakang Kegiatan
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Blora.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, dengan dampak jangka panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan melakukan deteksi dini dan pemberian intervensi yang tepat, salah satunya melalui stimulasi fisik seperti senam bayi dan pijat bayi.
Di Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami pentingnya deteksi dini dan perawatan yang tepat untuk mencegah stunting.
Oleh karena itu, Poltekkes Kemenkes Semarang merasa perlu untuk memberikan edukasi sekaligus praktek langsung kepada masyarakat mengenai cara pencegahan stunting melalui deteksi dini menggunakan aplikasi Sitek Stagi, pemeriksaan antropometri, serta stimulasi melalui senam bayi dan pijat bayi.
Deteksi Dini dengan Aplikasi Sitek Stagi dan Pemeriksaan Antropometri
Salah satu aspek penting dalam pencegahan stunting adalah deteksi dini. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini, dosen dan mahasiswa menggunakan aplikasi Sitek Stagi untuk memantau perkembangan anak.
Aplikasi ini memungkinkan pengukuran status gizi anak melalui data antropometri yang mudah diakses dan dianalisis, seperti berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala. Dengan aplikasi ini, orang tua dapat melakukan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin dan mengetahui apakah ada tanda-tanda stunting atau masalah gizi lainnya.
Selain menggunakan aplikasi, pemeriksaan antropometri secara langsung juga dilakukan untuk mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala pada anak.
Hasil pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan status gizi anak dan memberikan rekomendasi intervensi yang tepat.
Stimulasi Pencegahan Stunting dengan Senam Bayi dan Pijat Bayi
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, salah satu intervensi yang diberikan adalah stimulasi melalui senam bayi dan pijat bayi.
Senam bayi adalah serangkaian gerakan yang dirancang untuk meningkatkan kelenturan tubuh, memperkuat otot, dan merangsang perkembangan motorik bayi.
Sedangkan pijat bayi dilakukan untuk merelaksasi tubuh bayi, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendukung perkembangan tulang dan otot bayi.
Dalam kegiatan pengabdian ini, dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang mengajarkan orang tua di Desa Sukorejo cara melakukan senam bayi dan pijat bayi dengan benar.
Para orang tua diberi pemahaman mengenai manfaat stimulasi fisik ini untuk mencegah stunting serta meningkatkan perkembangan motorik dan fisik anak.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, yang merasa terbantu dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak mereka.
Selama kegiatan, ibu-ibu di Desa Sukorejo mendapat pelatihan langsung untuk melakukan senam dan pijat bayi dengan benar, dibimbing oleh para dosen dan mahasiswa.
“Ini bukan hanya soal memberikan makanan bergizi, tapi juga memberikan stimulasi fisik yang sangat berperan dalam mencegah stunting,” ujar salah satu mahasiswa, Nina, yang terlibat dalam kegiatan ini.
Hasil dan Manfaat Kegiatan
Kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan pengetahuan mengenai pencegahan stunting, tetapi juga membangun kesadaran orang tua akan pentingnya deteksi dini dan stimulasi fisik untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Para orang tua di Desa Sukorejo kini lebih memahami cara memantau perkembangan anak mereka dengan menggunakan aplikasi Sitek Stagi, serta cara melakukan senam bayi dan pijat bayi dengan benar.
Selain itu, dengan pemeriksaan antropometri, orang tua dapat mengetahui kondisi kesehatan anak mereka dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika ada indikasi stunting.
Penggunaan teknologi seperti aplikasi Sitekstagi juga membantu meningkatkan literasi digital masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk kesehatan anak.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Sukorejo juga belajar mengenai pentingnya pemeriksaan status gizi secara berkala dan bagaimana cara memberi stimulasi fisik yang sesuai untuk anak-anak mereka.
Hal ini bertujuan untuk mencegah stunting sejak dini dan memastikan pertumbuhan anak yang optimal.
Kesimpulan dan Harapan
Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan stunting di Desa Sukorejo, Blora.
Melalui deteksi dini dengan aplikasi Sitek Stagi dan pemeriksaan antropometri, serta stimulasi fisik dengan senam bayi dan pijat bayi, masyarakat mendapatkan alat yang tepat untuk menjaga kesehatan anak.
Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi model untuk daerah lain dalam rangka mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia.
Daftar Pustaka:
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Stunting di Indonesia: Statistik dan Dampaknya. Jakarta: Kemenkes RI.
2. Dewi, R., & Haryanto, F. (2018). Pentingnya Deteksi Dini Stunting dengan Pemeriksaan Antropometri dan Aplikasi Sitek Stagi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(3), 52-59.
3. Prasetyo, H., et al. (2019). Senam Bayi dan Pijat Bayi sebagai Stimulasi Pencegahan Stunting pada Anak. Jurnal Keperawatan, 5(2), 105-112.
4. WHO. (2017). Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva: World Health Organization.
5. Satyanarayana, V., et al. (2015). The Role of Early Childhood Stimulation in Preventing Stunting. The Lancet, 386(9994), 370-378.
Penulis: Sutarmi, Tavip Indrayana dan Warijan (Dosen Prodi Keperawatan Blora, Poltekkes Kemenkes Semarang).
Posting Komentar