Supardi ketua Komisi A DPRD Blora fraksi Golkar. (Foto.dok) |
BLORA, portalbloracom - Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Supardi, mengaku bahwa permasalahan kekeringan di Blora dianggap dilematis dan merupakan permasalahan utama yang terjadi setiap tahun.
Supardi meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk membuat program-program penanggulangan kekeringan dengan menggunakan dana desa.
Menurutnya, setiap desa yang mengalami tingkat kekeringan parah harus memiliki penampungan air milik desa yang bisa diisi air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sehingga masyarakat yang membutuhkan air bisa terbagi secara merata.
"Jika hanya mengandalkan dropping air dari BPBD, pembagiannya tidak akan merata. Cara lain adalah setiap kecamatan memiliki dua kendaraan truk untuk mobilisasi air ke tempat penampungan di desa-desa," jelas Supardi.
Supardi menambahkan, anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Blora hanya Rp 105 juta.
Ia mengaku, jika kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan lebih efektif berkurang jika ada mobil penyuplai air untuk warganya.
Mobil suplai air ini bisa dianggarkan dari dana desa, tidak hanya mobil siaga.
"Mobil suplai air juga penting untuk mengirim air bersih kepada warga jika musim kemarau dan terjadi kebakaran tanpa harus menunggu pemadam kebakaran," pungkas Supardi.
Editor : Her/red
Posting Komentar