BLORA, Portablora.com - Program Agroforestry Tebu Mandiri ( ATM ) dari Pemerintah yang dimandatkan kepada Perhutani ternyata menyerap tenaga kerja lokal yang luar biasa.
Ratusan warga disekitar hutan merasa terbantu meskipun lahan garapannya dikurangi untuk ditanami tebu.
Program ATM sendiri adalah salah satu program Pemerintah dalam rangka untuk ketahanan pangan, dan perhutani sebagai pengelola dilapangan.
"Dasar pengelolaan kita tetap perintah dari Undang-undang bahwa kita, untuk mewujudkan ketahanan pangan, kita harus melakukan ATM", ungkap Wakil Kepala Administratur (Waka Adm) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora Arief Silvi, Rabu (11/10).
Perhutani KPH Blora sendiri telah menyediakan lahan untuk ATM seluas 85 hektar lebih, yang terbagi di empat Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) di wilayah KPH Blora.
Yakni di BKPH Ngapus, BKPH Nglawungan, BKPH Ngawenombo dan BKPH Kalonan.
Waka Admintratur (Adm) Perhutani KPH Blora Arief Silvi mengatakan program ATM ini sudah berjalan sejak 2022 lalu, dan sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.
"Kalau kita dalam berkegiatan mengacu kepada RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan), jadi tidak sekedar lahan kosong kita tanami, tidak begitu, tetapi sudah berdasarkan perintah Undang-undang melalui RPKH yang disahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan(MenLHK)", jelas Arief.
Ditambahkan Arief, bahwa untuk menjaga kondusifitas di lapangan, sebelum program ATM di floor-kan, pihaknya sudah sosialisasikan kepada masyarakat penggarap, yang lahan garapannya diperuntukkan untuk ATM.
"Sebagai kompensasi itu eks penggarap petak - petak ATM, kita berikan usaha produktif berupa Kambing. Ini sifatnya Hibah, tetapi tetap ada pengawasan dari Perhutani, agar ada keberlangsungan, berkelanjutan bahwa kambing itu tidak hanya berhenti di satu orang", imbuhnya.
Harapannya semua anggota bisa mendapat giliran untuk mendapatkan kambing yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat eks penggarap lahan ATM.
Pembagian berdasarkan per petak, yaitu ada sebelas petak, yang berada di empat BKPH. Nilai nominalnya sekitar RP. 64.155.000.
"Dan itu kita berikan semua ke masyarakat, kalau jumlah kambingnya tergantung besar kecilnya kambing sesuai kesepakatan kelompok masing - masing", kata Arief.
Selain tebu itu, sebagai program unggulan ketahanan pangan yang ada di Perhutani, harapannya adanya ATM itu juga bisa memberikan sumbangsih kontribusi kepada masyarakat sekitar.
"Contohnya, dalam usaha pemanenan, atau kita menyebut TMA (tebang muat angkut), itu kita seratus persen melibatkan masyarakat sekitar hutan ", jelas Arief.
Jadi lahan ATM seluas 85 hektar itu melibatkan tenaga kerja ratusan. Dari angkutan saja Perhutani melibatkan 450 truk untuk mengangkut hasil panen tebu, selama masa TMA.
Sedangkan masing-masing truk melibatkan tenaga sebanyak kurang lebih 12 orang. "Itu bisa dihitung berapa orang yang kita libatkan pada masa TMA, untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar ", pungkasnya. (Red/Her)
Posting Komentar