BLORA, PORTALBLORA.COM - Petani di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah panen raya jagung varietas baru, Sabtu (22/7).
Ini adalah panen perdana dan menjadi project pilot perdana pula jagung varietas baru raja7 (R7), produk dari PT Restoe Agropro Jayamas berkolaborasi dengan PT Pupuk Indonesia (PI), yang memberikan edukasi pemupukan berimbang dengan pola pemupukan Urea 250 kg dan Phonska Plus (NPK) ditambah lagi dengan Pupuk Bioripah produk dari PT Pupuk Sri Wijaya Palembang.
"Sedangkan untuk jenis Pupuk NPK nya dari PT Petro Kimia Gresik. Untuk pengawalan hama mengunakan produk-produk dari PT Petrokimia Kayaku seperti Pestisida herbisida seperti Kayabas dan venit untuk insektisidanya", ungkap Agus Nugroho petani asal dukuh Patinan, Kelurahan Jepon.
Agus mengatakan jagung R7 jenis ultimet ini, di peruntukkan untuk tanah sawah. Ia selaku demonstrator dan sebagai ketua kelompok tani Margo Rahayu mengaku sebagai petani harus berani sering melakukan inovasi dalam bertani.
"Jangan fanatik dengan sebuah merk karena fanatik dalam hal apapun membuat kita menjadi tertutup untuk maju dan berkembang", ujarnya.
Agus menambahkan, mulailah berkarya dengan cara yang rasional, salah satunya dalam bercocok tanam.
"Kalau ada produk lain yang bagus dan harga lebih murah dengan hasil yang tidak kalah, mengapa kita harus terdikte oleh produk lama, yang belum tentu akan memberikan hasil yg melimpah", Pesannya.
Sementara Dedy direktur utama dari benih jagung R7 menyampaikan bahwa, PT Restu Agropro Jayamas sudah produksi benih dengan berbagai jenis lahan misalnya Raja7 Ultimed untuk tanah sawah yg agak berair.
"Sedangkan untuk tanah tegalan atau lahan perhutani silahkan menggunakan yang jenis Red, sedang yang ingin hasil lebih banyak gunakan jenis R7 yang Union", ungkapnya.
Yudi dari VP PT Pupuk Indonesia menambahkan bahwa, ada tiga syarat pertanian itu akan berhasil dengan baik, yaitu pengolahan lahan yang baik sebelum ditanami terutama sistem pengairan dan pemupukan organik ketika pengolahan.
Kedua benih yang baik dan ketiga pemupukan yang baik. "Artinya dengan benih yang baik maka kemungkinan mendapatkan hasil panen yang baik juga lebih besar. Begitu pula pemupukan yg baik dan berimbang sebagai syarat agar tanaman tercukupi dalam pemenuhan unsur haranya", jelas Yudi.
Sedangkan Wiharti selaku koordinator Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Jepon menyampaikan bahwa meskipun dalam pengairannya demplot jagung R7 kurang, namun R7 ini masih mampu menghasilkan panen yg cukup bagus.
"Panen jagung biasanya dengan berbagai merk hanya 5,8-6 ton/ha, namun di lahan pak Agus, dengan jagung Raja7 yang telah kami ubin hasilnya bisa mencapai 7,08 ton/ha. Ini menunjukan Jagung Raja7 potensinya sangat bagus untuk kedepan, dan yang lebih hebat lagi tidak ada satupun tanaman yg terkena bulai", unkap Winarti.
Firman Subagyo Anggota DPR RI Komisi IV, bidang Pertanian yang hadir dalam panen raya itu mengatakan bahwa, keseriusan Pemerintah dalam mensejahterakan petani dianggap kurang serius.
Sebagai bukti dengan dikurangi nya alokasi pupuk subsidi, tidak adanya tanggung jawab Pemerintah dalam menjaga harga pasca panen yang diserahkan ke tengkulak.
"Yang lebih miris lagi selalu impor ketika petani sedang panen raya. Sehingga menjadikan jatuhnya harga panen petani kita", kata Firman
Diatmbahkan Firman, ia siap untuk ikut terlibat dalam memajukan petani di Blora. Terlebih setalah puluhan tahun menyalurkan bantuan-bantuan dalam bentuk alsintan, pelatihan-pelatihan untuk para petani, peternak dan petani Milenial.
Menurutnya, tanaman pangan wajib di kawal Pemerintah, karena negara yang memiliki ketahan pangan yang kuat, itulah negara yg paling sejahtera. " Karena sekarang diseluruh Dunia sedang sangat serius adanya ancaman krisis pangan", imbuhnya. (Her/red)
Posting Komentar