Ft. Pak Kandar difabel amputasi dua tangan yang semanagat memotivasi difabel di Blora dengan naik sepeda bututnya
BLORA(PORTALMEDIA) - Kandar (60), seorang pria difabel amputasi ke dua tanganya, dari Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Jawa Tengah tetap semangat memberikan motivasi kepada difabel yang ada di Blora.
Walau menempuh jarak 3 jam dari rumahnya, ia menjalaninya dengan penuh keikhlasan , agar rekan senasibnya tidak menutup diri dengan kekurangannya.
Betapa tidak, dengan sepeda motor butunya yang berjenis Honda star yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, ia rela menempuh perjalanan sejauh 3 jam menuju Desa Buloh, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.
Tidak ada tujuan lain, selain hanya ingin memberikan motivasi dan semangat hidup bagi seorang perempuan penyandang disabilitas tuna daksa bernama Maryati.
"Sebenarnya banyak orang difabel yang tidak memiliki semangat hidup. Mereka hanya berdiam diri di rumah tanpa berbuat apa-apa. Inilah yang perlu disadarkan kepada mereka," kata Kandar, Jumat (31/1).
Kandar pun memahami akan kondisi tersebut. Namun, ia tidak tega jika ada diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di Kabupaten Blora.
"Bagi saya, jangan itu ada diskriminasi kepada kami (Difabel-red). Kami sadar kami cacat, tapi kami juga punya hak yang sama di masyarakat," paparnya. Langkah
Kandar ini merupakan bagian dari semangatnya melakukan pendataan penyandang disabilitas di Kabupaten Blora. Bersama komunitasnya, Difabel Blora Mustika (DBM) ia ingin berusaha memastikan jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Blora.
"Kadang kita susah mencari data itu mas. Karena memang mindset mereka.masih malu punya keluarga difabel. Sehingga mereka kebanyakan disembunyikan keluarganya," jelas Kandar.
Terpisah, Ketua DBM, Abdul Ghofur mengungkapkan, selama 1 Bulan ini, pihaknya telah mendata sebanyak 60 penyandang disabilitas perempuan di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Jepon, Banjarejo dan Kunduran. Hasilnya, ditemukan beberapa diantara mereka belum memiliki e-KTP dan belum tersentuh bantuan.
"Itu baru 3 Kecamatan yang kita data. Memang hanya berapa diantaranya belum punya e-KTP. Tapi, Itu artinya kan pasti masih ada lagi kasus serupa di beberapa Kecamatan. Selain belum ber e-KTP, kebanyakan mereka hanya berdiam diri di rumah. Tanpa adanya pemberdayaan," ucap Ghofur. (HR)
Posting Komentar